Monday, October 13, 2014
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun kesuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.
Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga.
Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP. Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya. Pada Tuhanya Pada Masyarakat
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
• Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
• Menurut Aristoteles di alam ini ada 3 jenis makhluk berjiwa,yang tarafnya bertingkat – tingkat:
-Anima Vegetativa : yakni roh tumbuh-tumbuhan yang fungsinya hanya terbatas pada makan dan berkembang biak
-Anima Sensitiva : yaitu roh hewan yang berfungsi mengindera,menggunakan,nafsu/perasaaannya untuk bergerak dan bertindak
-Anima Intelektiva : yaitu roh manusia yang di antara fungsinya yang penting adalah berpikir dan berkehendak.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Kalian membutuhkan saudara dan teman untuk bercanda dan bermain bersama. Ayah, ibu, bapak/ibu guru, dan teman-teman kalian pun membutuhkan kalian. Bayangkan kalau kalian tidak didampingi ayah, ibu, dan orang lain! Tentu hidup kalian akan terasa sepi dan tidak berarti. Demikian pula yang dirasakan setiap manusia apabila mereka hidup sendiri. Pendek kata, setiap orang memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya karena ia bagian dari anggota masyarakat. Manusia sebagai bagian dari anggota masyarakat inilah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial (homo socius). Jadi, Manusia sebagai makhluk sosial (homo socius) manusia merupakan bagian dari anggota masyarakat yang harus selalu bersimpati satu sama lain, terutama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis
Moralitas yang baik merupakan sifat yang harus dimiliki dalam pembangunan. Pertumbuhan ekonomi negara tidak akan cepat bila digerogoti oleh orang-orang yang tidak bermoral. Ada juga kemungkinan, ekonomi suatu bangsa bukannya berkembang, melainkan ambruk oleh tangan-tangan yang tidak bermoral.
Dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, manusia akan banyak melakukan kegiatan/tindakan social
Manusia sebagai mahkluk sosial mempunyai tiga aspek yaitu :
1)Aspek organik
Aspek organik ini yaitu manusia sebagai mahkluk sosial yang memiliki fisik yang disebut jasmani. Organ tubuh mansuisa dari ujung rambut hingga ujung kaki, hingga ia bisa di sebut manusia. Tidak di sebut binatang atau tumbuhan yang juga merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi ini.
2) Aspek pisikologis
Aspek pisikologis di sini yakni unsur rohani yang terdapat dalam diri manusia sebagai mahkluk sosial. Jiwa atau ruh yang menjadikan seseorang manusia hidup dan memiliki ciri-ciri hidup. Mulai dari bernafas,tumbuh,berkembang,dan dapat memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya abstrak. Termasuk memiliki perasaan terhadap segala sesuatu yang dialaminya.
3) Aspek social
Aspek sosial yang dimaksud yaitu adanya kebersamaan yang menjadi bagian dari ciri manusia sebagai mahkluk sosial. Dalam kondisi atau situasi tertentu manusia selalu melakukan hal secara bersama-sama, mereka melakukan hal tersebut sematamata untuk mencapai suatu tujuan dalam menghasilkan suatu karya.
Aristoteles(384-322 sebelum masehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan dalam ajaranya, bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk yang bermasyarakat . dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
Sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/Bahan_Kuliah_PLSBT,_Elly_Malihah/manusia_(individu-sosial).pdf
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/
http://www.slideshare.net/Sugiessssss/manusia-sebagai-mahluk-individu-sosial-isbd
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/07/manusia-sebagai-makhluk-sosial-homo.html
http://giffarnurmansyah99.wordpress.com/2012/10/07/manusia-sebagai-makhluk-sosial/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment